chinaneter – Selebgram transgender yang dikenal dengan nama Isa Zega baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah membagikan momen ketika menjalani umrah dengan mengenakan hijab. Tindakan ini menuai berbagai reaksi dari netizen, yang sebagian besar memberikan kritik dan hujatan terhadap keputusan Isa untuk mengenakan hijab saat melaksanakan ibadah tersebut.
Isa Zega, yang sebelumnya dikenal sebagai seorang influencer di media sosial, membagikan foto-foto dan video dari perjalanan umrahnya di Instagram. Dalam unggahan tersebut, Isa terlihat mengenakan hijab dan busana yang sesuai dengan norma-norma ibadah. Momen ini disambut dengan beragam komentar, mulai dari dukungan hingga kritik tajam dari netizen.
Banyak netizen mempertanyakan keaslian niat Isa dalam mengenakan hijab, mengingat latar belakangnya sebagai transgender. Komentar-komentar negatif tersebut mengklaim bahwa tindakan Isa tidak mencerminkan kesungguhan dalam menjalankan ibadah umrah dan menganggapnya hanya sebagai bentuk pencitraan.
Sebagian netizen mengungkapkan pendapat mereka di kolom komentar. Beberapa mendukung keputusan Isa untuk mengenakan hijab, menilai bahwa setiap orang berhak menjalani ibadah sesuai dengan keyakinan mereka. Namun, banyak pula yang mencemooh, mengatakan bahwa Isa tidak seharusnya mengenakan hijab karena identitas gendernya yang berbeda.
“Umrah itu tentang niat dan hati, bukan tentang penampilan. Jika dia benar-benar ingin beribadah, seharusnya kita mendukungnya,” tulis salah satu netizen yang membela Isa. Di sisi lain, ada juga yang menanggapi, “Ini hanya gimmick. Dia tidak pantas mengenakan hijab karena latar belakangnya.”
Menanggapi hujatan yang diterimanya, Isa Zega mengeluarkan pernyataan melalui akun media sosialnya medusa88. Ia menegaskan bahwa keputusan untuk mengenakan hijab saat umrah adalah bentuk penghormatan terhadap ibadah yang dijalankannya. Isa juga menyampaikan bahwa setiap orang memiliki perjalanan spiritual yang berbeda, dan ia berusaha untuk menjalani hidupnya dengan cara yang sesuai dengan keyakinannya.
“Saya ingin menekankan bahwa niat saya melaksanakan umrah adalah murni dan tulus. Hijab adalah simbol kesederhanaan dan pengabdian bagi saya, dan saya berharap semua orang bisa menghormati pilihan saya,” ungkap Isa dalam video yang diunggah.
Kasus Isa Zega menciptakan perdebatan yang lebih luas tentang hubungan antara identitas gender dan praktik agama. Banyak pihak berpendapat bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakang gender, berhak untuk menjalani ibadah tanpa merasa tertekan oleh norma-norma sosial yang berlaku.
Pakar sosial dan agama memberikan pandangan bahwa penting untuk menciptakan ruang yang inklusif bagi semua orang dalam menjalani keyakinan mereka. “Kita harus memahami bahwa spiritualitas adalah perjalanan pribadi. Menghormati pilihan orang lain adalah bagian dari toleransi beragama,” kata seorang pakar dalam wawancara.
Kisah Isa Zega menggarisbawahi kompleksitas hubungan antara identitas, agama, dan masyarakat. Meskipun dihujat oleh sebagian netizen, banyak yang juga memberikan dukungan. Ini mencerminkan dinamika sosial di era digital di mana setiap tindakan dapat langsung mendapatkan perhatian publik.
Isa Zega kini menjadi simbol perdebatan yang lebih besar tentang hak individu, keberagaman, dan bagaimana masyarakat merespons pilihan yang mungkin berbeda dari norma yang ada.