chinaneter – Sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina. Studi ini menemukan bahwa jumlah korban tewas sebenarnya 41 persen lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Studi tersebut, yang dipimpin oleh para peneliti dari Inggris, menggunakan metode analisis capture-recapture untuk memperkirakan jumlah kematian akibat cedera traumatis di Gaza antara Oktober 2023 dan Juni 2024. Hasil studi menunjukkan bahwa jumlah korban tewas sebenarnya adalah sekitar 64.260, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka resmi yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza sebesar 37.877.
Para peneliti menggunakan data dari Kementerian Kesehatan Gaza medusa88, survei online, dan berita kematian di media sosial untuk memperkirakan jumlah kematian. Mereka menemukan bahwa jumlah kematian akibat cedera traumatis di Gaza selama periode tersebut berkisar antara 55.298 hingga 78.525, dengan estimasi terbaik sebesar 64.260.
Jumlah korban tewas ini mewakili sekitar 2,9 persen dari populasi Gaza sebelum perang, atau sekitar satu dari 35 penduduk. Studi ini juga menemukan bahwa 59 persen dari kematian adalah wanita, anak-anak, dan orang tua.
Studi ini menunjukkan bahwa Kementerian Kesehatan Gaza telah melaporkan jumlah kematian yang kurang dari 41 persen dari jumlah sebenarnya. Hal ini menunjukkan adanya ketidakakuratan dalam pelaporan resmi yang dapat mempengaruhi pemahaman global tentang dampak perang terhadap penduduk sipil di Gaza.
Studi ini menekankan pentingnya pelaporan yang akurat dan transparan mengenai jumlah korban tewas dalam konflik bersenjata. Dengan memperkirakan jumlah korban tewas yang lebih tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan respons internasional terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.